![]()
,Sejarah agama Islam mulai turunnya wahyu pertama pada tahun 622 yang diturunkan kepada rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira, Arab Saudi sampai dengan sekarang.
Islam telah dikenal di Indonesia pada abad pertama Hijriyah atau 7 Masehi, meskipun dalam frekuensi yang tidak terlalu besar hanya melalui perdagangan dengan para pedagang muslim yang berlayar ke Indonesia untuk singgah untuk beberapa waktu. Pengenalan Islam lebih intensif, khususnya di Semenanjung Melayu dan Nusantara, yang berlangsung beberapa abad kemudian. Agama islam pertama masuk ke Indonesia melalui proses perdagangan, pendidikan dan lain-lain. Ada beberapa pendapat mengenai arti Walisongo. Pertama adalah Wali yang Sembilan, yang menandakan jumlah wali yang ada Sembilan, atau sanga dalam bahasa Jawa. Pendapat lain menyebutkan bahwa kata songo/sanga berasal dari kata tsana yang dalam bahasa Arab berarti mulia. Berikut Nama-Nama Sembilan Wali Penyebar Agama Islam Di Nusantara : Sunan Gresik Atau Maulana Malik Ibrahim Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim dianggap pertama kali menyebarkan Agama Islam di tanah Jawa. Ia dimakamkan di Desa Gapurosukolilo kota Gresik, Jawa Timur. Ia merupakan Wali senior di antara para wali sanga lainnya. Daerah yang ditujunya pertama kali ialah desa Sembalo, sekarang adalah daerah Leran, Kecamatan Manyar, yaitu 9 kilometer ke arah utara kota Gresik. Ia lalu mulai menyiarkan agama Islam di tanah Jawa bagian timur, dengan mendirikan Masjid pertama di desa Pasucinan, Manyar. Budi pekerti dan ramah tamah selalu diperlihatkan saat pergaulan sehari-hari dengan masyarakat. Sunan Gresik juga mengajarkan cara bercocok ke masyarakat untuk mengambil hati. Sunan Gresik juga mendirikan pondok pesantrena dan masjid sebagai tempat untuk mengajarkan agama Islam. Sunan Ampel atau Raden Rahmat Dengan nama asli Raden Rahmat menyebarkan Islam di daerah Ampel, Surabaya. Ia disebutkan masih berkerabat dengan salah seorang istri atau selir dari Brawijaya Raja Majapahit. Sunan Ampel umumnya dianggap sebagai sesepuh oleh para wali lainnya. Ia menikah dengan Nya Ageng Manila, putrid Adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Bonang atau Raden Maulana Makdum Ibrahim Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465 M dengan Nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Dia adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Bonang adalah sebuah desa di Kabupaten Rembang. Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, dan saat ini makan aslinya berada di desa Bonang. Namun yang sering diziarahi adalah makamnya di kota Tuban. Lokasi makam Sunan Bonang ada dua karena konon ketika beliau meninggal, kabar wafatnya sampai terdengar oleh seorang muridnya yang berasal dari Madura. Sunan Drajat atau Raden Qasim Dia juga putra dari Sunan Ampel, nama aslinya adalah Syarifuddin. Dia menyebarkan Islam di daerah Gresik atau Sedayu. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putrid Adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Drajat banyak berdakwah kepada masyarakat kebanyakan ia menekankan kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan kemakmuran masyarakat, sebagai pengalaman dari agama Islam. Pesantren Sunan Drajat dijalankan secara mandiri sebagai wilayah perdikan, bertempat di desa Drajat, kecamatan Paciran, Lamongan. Tembang Macapat pangkur disebutkan sebagai ciptaannya. Gamelan Singomengkok peninggalannya terdapat di Musium Daerah Sunan Drajat, Lamongan. Sunan Drajat diperkirakan wafat pada tahun 1522 M. Sunan Giri atau Raden Paku atau 'Ainul Yaqin Sunan Giri adalah nama salah seorang walisongo dan pendiri kerajaan Giri Kedaton. Berkedudukan di daerah Gresik Jawa Timur. Ia lahir di Blambangan tahun 1442. Sunan Giri memiliki beberapa nama panggilan yaitu Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden ‘Ainul Yaqin dan Joko Samudra. Ia dimakamkan di desa Giri, Kebomas, Gresik. Sunan Giri merupakan buah pernikahan dari Maulana Ishaq, seorang mubaligh Islam di Asia tengah dengan Dewi Sekardadu, putri Menak Sembuyu penguasa wilayah Blambangan pada masa akhir Majapahit. Namun kelahirannya dianggap telah membawa kutukan berupa wabah penyakit di wilayah tersebut. Maka ia dipaksa ayahandanya untuk membuang anak yang baru dilahirkannya itu. Lalu Dewi Sekardadu dengan rela menghanyutkan anaknya itu ke laut atau selat bali sekarang ini. Sunan Giri atau Raden Paku tidak hanya menyebarkan Islam di tanah Jawa tapi juga sampai ke Maluku. Sunan Giri menyebarkan Islam melalui dunia seni dan sangat berpengaruh terhadap pemerintahan di Kerajaan Demak yang merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa. Kompleks kuburan yang berada di puncak bukit Giri berada di tengah-tengah kuburan keluarga dan umum pada masa itu. Sunan Giri yang merupakan salah satu anggota Wali Songo yang juga menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa, meninggal dunia pada tahun 1428 saka atau tahun 1506 M. Sarana tersebut adalah areal parkir jamaah, dan di dalam kompleks pemakaman terdapat fasilitas penunjang: Masjid Giri, dan wisata daya tarik lainnya dan di dalam Makam Sunan Giri terdapat: kubah kuburan kayu jati asli, dindingnya terdiri dari panel flora, sedangkan ada Scorpion Makara pada pintu kubahnya yang bermotif flora. Banyak motif kelalaian arkeologi pada masa awal agama Islam, misalnya pintu gerbang kuburan yang terbuat dari batu berbentuk kepala raja naga. Sunan Kudus atau Ja'far Shadiq Nama aslinya adalah Syeikh Ja’far Shodik. Ia menyebarkan ajaran Islam di daerah Kudus. Sebagai salah satu seorang wali, Sunan Kudus memiliki peranan yang besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak, yaitu sebagai Panglima perang dan hakim peradilan Negara. Ia banyak berdakwah di kalangan kaum penguasa dan priyayi Jawa. Sunan Kalijaga atau Raden Syahid Nama asliya adalah Raden Mas Syahid atau R. Setya. Ia menyebarkan ajaran Islam di daerah Demak. Ia adalah murid Sunan Bonag. Sunan Kalijaga menggunakan kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah, antara lain kesenian wayang kulit dan tembang suluk Ilir-ilir dan Gundul-Gundul Pacul umumnya dianggap sebagai hasil karyanya. Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq. Sunan Muria atau Raden Umar Said Sunan Muria dilahirkan dengan nama Raden Umar Said atau Raden Said. Menurut beberapa riwayat, dia adalah putra dari Sunan Kalijaga yang menikah dengan Dewi Soejinah, putrid Sunan Ngudung. Nama Sunan Muria sendiri diperkirakan berasal dari nama gunung (Gunung Muria) yang terletak di sebelah utara kota Kudus, Jawah Tengah, tempat dia dimakamkan. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah Nama aslinya adalah Syarif Hidayatullah. Ia adalah putra Syarif Abdullah putra Nurul Alam putra Syeikh Jamaluddin Akbar. Dari pihak ibu, ia masih keturunan Keraton Pajajaran melalui Nyai Rara Santang, yaitu anak dari Sri Baduga Maharaja. Sunan Gunung Jati mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah dan pemerintahannya, yang sesudahnya kemudian menjadi kesultanan Cirebon. Semoga info ini bermanfaat bagi Anda... Sumber bacaan: Pinter Pandai, Project Gutenberg, Wikipedia (Inggris), TRT World, The Australian Public Access Network Association Inc, Facts and Details, Kompas, TU Dublin, Kyoto Review of Southeast Asia, Digitala Vetenskapliga Arkivet (pdf), Asia Society, UIN Malang, UNESCO
loading...
0 Comments
Leave a Reply. |
Islam Suci BerimanASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH Kategori
|